Wednesday, November 9, 2011

INOVASI PENGELOLAAN BIODIVERSITAS MIKROBA

ABSTRAK


Bangsa Indonesia mengalami keterbelakangan dalam perekonomian karena strategi pengelolaan sumber daya alamnya terutama sumber daya alam mikrobanya masih belum optimal. Dengan keberadaan biodiversitas yang sangat tinggi, Indonesia semestinya mengutamakan pengembangan industri berbasis hayati untuk memperoleh manfaat yang besar untuk kepentingan bangsanya. Modal bahan baku biondustri tersedia berlimpah dari hasil samping berbagai aktivitas budidaya pertanian, perkebunan dan kehutanan namun sayangnya belum termanfaatkan dengan baik. Masih banyak limbah pertanian dan perkebunan yang terbengkalai bahkan menjadi permsalahan lingkungan. Jangankan limbah, bahan baku utama saja masih banyak yang diekspor dalam bentuk mentah dengan nilai jual yang rendah. Di sisi lain, Indonesia dengan jumlah penduduk yang banyak semestinya dapat merupakan nilai kekuatan bangsa sebagai sumber tenaga kerja perusahaan bio industri. Usaha bioindustri adalah termasuk kegiatan yang padat karya sehingga penguatan bioindustri semestinya dapat memecahkan permasalahan ketenagakerjaan. Ironisnya jumlah penduduk yang besar ini justru menjadi masalah pengangguran. Disamping itu, penduduk yang banyak ini juga ternyata dimanfaatkan sebagai target pasar produk bioindustri oleh negara asing. Dalam dekade ini, Indonesia sempat tercatat sebagai negara pengkonsumsi produk bioindustri nutrasitikal tecepat pertumbuhannya di Asia. Makalah ini mencoba membahas peluang-peluang inovasi dalam pengembangan potensi kekayaan alam dalam hal ini biodiversitas mikroba lokal untuk dapat dioptimalkan manfaatnya dalam memenuhi kebutuhan nasional bangsa sekaligus dapat menjadi opsi kegiatan bioindustri yang strategis untuk meningkatkan perekonomian bangsa.

----- --------------------------------
Bab 16 dari buku "Ekonomi Inovasi" yang diterbitkan LPIK ITB (hal 195-213) ISBN 978-602-98286-0-3 tahun 2010